SURABAYA — Kemandirian secara ekonomi menjadi kunci
sukses pada persaingan global. Apalagi secara potensi, hal tersebut
dapat diupayakan. Di Jawa Timur, ada terobosan dengan mendirikan
Ma’rifMart.
“Ini adalah salah satu rencana strategis program kerja LP Ma’arif NU
Wilayah Jawa Timur adalah penguatan tata kelola kelembagaan melalui
kemandirian ekonomi,” kata Sunan Fanani, Senin (25/4) malam.
Sekretaris LP Ma’rif NU Jatim ini mengemukakan bahwa problem utama
pengelolaan kelembagaan di lingkungan NU adalah terbatasnya ketersediaan
pendanaan atau fundrising. “Problem tersebut didasari oleh minimnya
lembaga pendidikan yang menyiapkan perencanaan pendanaan dalam mengelola
pendidikan,” kata dosen Fakultas Ekonomi Unair Surabaya ini.
Sehingga dalam praktiknya penggalian dana masih mengandalkan
partisipasi sosial masyarakat. Padahal modal dalam mengelola sebuah
usaha kelembagaan, sangat terbatas. Hal ini diperparah dengan kurangnya
inovasi pengembangan usaha mandiri dalam meningkatkan pendapatan atau
income kelembagaan, lanjutnya.
“Karenanya, LP Ma’arif NU Wilayah Jatim memberikan dukungan kepada
sekolah dan madrasah untuk mendesain sebuah perencanaan usaha atau
bisnis yang dikelola secara modern dan memiliki branhcmark yang sama
antar lembaga usaha sekolah dan madrasah,” terang Sunan.
Kegiatan ini pada awalnya dilakukan di beberapa sekolah tingkat SMK
yang bekerjasama dengan dunia usaha dengan pelaku-pelaku industri bisnis
modern untuk membuat bisnis ritel. “Program tersebut menghasilkan
beberapa SMK yang memiliki pengalaman dalam mengelola bisnis ritel
modern,” ungkapnya.
Dan pada evaluasi pelaksanaan di sejumlah SMK tersebut, Ma’arif Jatim
mendorong di seluruh sekolah dan madrasah untuk membangun kapasitas
kelembagaan dengan cara membuat desain bersama sebuah bisnis ritel yang
dikelola secara modern dan inovatif.
“Dari sinilah muncul kesepakatan bersama para pengelola musyawarah
kerja kepala sekolah dan madrasah untuk merubah kantin atau kedai
sekolah dan madrasah menjadi bisnis ritel modern yakni Maarifmart,”
ungkap Sunan.
Kemudian, langkah yang dilakukan Ma’arif Jatim adalah melakuan
sosialisasi program penguatan kelembagaan dengan membuat usaha atau
bisnis berbasis sekolah dan madrasah. “Kemudian kami melakukan pelatihan
sumberdaya manusia yang ada pada sekolah maupun madrasah untuk
mengelola bisnis ritel modern,” jelasnya.
Pada saat yang bersamaan, seluruh potensi yang ada khususnya teknologi dioptimalkan untuk pengembangan bisnis modern.
“Langkah berikutnya adalah menyusun branhcmark Ma’arifmart sebagai
icon usaha dan bisnis yang diselenggarakan oleh sekolah dan madrasah,”
terangnya.
Dan ini yang membanggakan, antusiasme para pengelola sekolah dan
madrasah mendaftarkan keikutsetaan dalam pelatihan kewirausahaan sekolah
dan madrasah sangat tinggi. “Bahkan beberapa sekolah dan madrasah telah
memiliki usaha non formal, serta siap mengikuti perkembangan usaha
fundrising,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar