Senin, 05 September 2016

Ma'arifMart Jatim

SURABAYA — Kemandirian secara ekonomi menjadi kunci sukses pada persaingan global. Apalagi secara potensi, hal tersebut dapat diupayakan. Di Jawa Timur, ada terobosan dengan mendirikan Ma’rifMart. “Ini adalah salah satu rencana strategis program kerja LP Ma’arif NU Wilayah Jawa Timur adalah penguatan tata kelola kelembagaan melalui kemandirian ekonomi,” kata Sunan Fanani, Senin (25/4) malam.
Sekretaris LP Ma’rif NU Jatim ini mengemukakan bahwa problem utama pengelolaan kelembagaan di lingkungan NU adalah terbatasnya ketersediaan pendanaan atau fundrising. “Problem tersebut didasari oleh minimnya lembaga pendidikan yang menyiapkan perencanaan pendanaan dalam mengelola pendidikan,” kata dosen Fakultas Ekonomi Unair Surabaya ini.
Sehingga dalam praktiknya penggalian dana masih mengandalkan partisipasi sosial masyarakat. Padahal modal dalam mengelola sebuah usaha kelembagaan, sangat terbatas. Hal ini diperparah dengan kurangnya inovasi pengembangan usaha mandiri dalam meningkatkan pendapatan atau income kelembagaan, lanjutnya.
“Karenanya, LP Ma’arif NU Wilayah Jatim memberikan dukungan kepada sekolah dan madrasah untuk mendesain sebuah perencanaan usaha atau bisnis yang dikelola secara modern dan memiliki branhcmark yang sama antar lembaga usaha sekolah dan madrasah,” terang Sunan.
Kegiatan ini pada awalnya dilakukan di beberapa sekolah tingkat SMK yang bekerjasama dengan dunia usaha dengan pelaku-pelaku industri bisnis modern untuk membuat bisnis ritel. “Program tersebut menghasilkan beberapa SMK yang memiliki pengalaman dalam mengelola bisnis ritel modern,” ungkapnya.
Dan pada evaluasi pelaksanaan di sejumlah SMK tersebut, Ma’arif Jatim mendorong di seluruh sekolah dan madrasah untuk membangun kapasitas kelembagaan dengan cara membuat desain bersama sebuah bisnis ritel yang dikelola secara modern dan inovatif.
“Dari sinilah muncul kesepakatan bersama para pengelola musyawarah kerja kepala sekolah dan madrasah untuk merubah kantin atau kedai sekolah dan madrasah menjadi bisnis ritel modern yakni Maarifmart,” ungkap Sunan.
Kemudian, langkah yang dilakukan Ma’arif Jatim adalah melakuan sosialisasi program penguatan kelembagaan dengan membuat usaha atau bisnis berbasis sekolah dan madrasah. “Kemudian kami melakukan pelatihan sumberdaya manusia yang ada pada sekolah maupun madrasah untuk mengelola bisnis ritel modern,” jelasnya.
Pada saat yang bersamaan, seluruh potensi yang ada khususnya teknologi dioptimalkan untuk pengembangan bisnis modern.
“Langkah berikutnya adalah menyusun branhcmark Ma’arifmart sebagai icon usaha dan bisnis yang diselenggarakan oleh sekolah dan madrasah,” terangnya.
Dan ini yang membanggakan, antusiasme para pengelola sekolah dan madrasah mendaftarkan keikutsetaan dalam pelatihan kewirausahaan sekolah dan madrasah sangat tinggi. “Bahkan beberapa sekolah dan madrasah telah memiliki usaha non formal, serta siap mengikuti perkembangan usaha fundrising,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar