Sabtu, 21 November 2020

METODOLOGI PENELITIAN AGAMA PART I

 

METODOLOGI PENELITIAN AGAMA

 

Bab I

Pendahuluan

 

 A.     Latar Belakang Masalah

 

Islam adalah syari’at Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar mereka beribadah kepada-Nya di muka bumi. Pelaksanaan syari’at ini menuntut adanya pendidikan manusia, sehingga dia pantas untuk memikul amanat dan menjalankan kholifah.

Dengan demikian dunia pendidikan Islam harus secara terus menerus melakukan perbaikan-perbaikan, baik secara konseptual maupun praktis dalam rangka memberikan bimbingan kepada umat manusia agar memahami tujuan diciptakan manusia di atas dunia ini. Beribadah kepada Allah inilah yang menjadi tujuan utamanya proses pendidikan secara Islami.

Berbagai pemikir muslim membicarakan dan merancang tentang bagaimana praktik pendidikan Islam modern yang bisa diterapkan sesuai dengan perkembangan jaman, karena pada hakekatnya pendidikanlah yang mengantarkan manusia menuju kepada kesempurnaan.

Aktifitas Pendidikan menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al Touny al Syaebani, diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan.[1]

Syariat Islam hanya dapat dilaksanakan dengan mendidik diri generasi dan masyarakat supaya beriman dan tunduk kepada Allah semata serta selalu mengingat-Nya. Oleh sebab itu, pendidikan Islam menjadi kewajiban orang tua dan guru di samping menjadi amanat yang harus dipikul oleh satu generasi untuk disampaikan kepada generasi berikutnya.

Didalam Al Quran surat Ad Dzariyat ayat 56 Allah berfirman :

$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

 

Dari ayat diatas kita faham bahwa manusia dengan segala jenisnya, ras, suku, bangsa, laki-laki dan perempuan, adalah sama dalam kewajibannya di hadapan Allah swt. yaitu menyembah kepada-Nya.

Dalam realitas sosial yang kita lihat, ada diantara hamba Allah yang dalam penciptaannya kurang sempurna, misalnya cacat tangan, cacat pendengaran, cacat penglihatan, dan kekurang sempurnaan yang lainnya. Semua itu tidak mengurangi kewajibannya untuk bersama-sama dengan yang sempurna dalam penciptaannya untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah swt.

Di dalam Alquran tidak satupun ayat yang memberikan dispensasi kepada orang yang dalam penciptaannya kurang sempurna untuk tidak beribadah, melainkan semuanya harus berusaha dan berlomba-lomba dalam kebaikan, tentunya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dan orang yang paling sempurna dalam pandangan Allah swt. adalah orang yang paling bertaqwa kepada Allah. Mungkin saja terjadi, bahwa orang yang buta lebih tekun berjama’ah ke masjid untuk melaksanakan shalat fardlu, sementara orang yang sempurna bermalas-malasan dengan menonton televisi walaupun sudah terdengar adzan, bahkan sampai terdengar panggilan iqomah pun ia masih saja belum beranjak dari tempat duduknya.

Bisa jadi orang yang kurang sempurna penciptaannya pada indra penglihatannya telah hafal Al Quran 30 juz, sementara kita yang melek dengan sempurna tidak hafal, kecuali surat-surat pendek saja.

Lebih khusus lagi kita melihat kenyataan bahwa dengan keberadaan Sekolah Luar Biasa yang ada di Jl. A. Yani 6-8 surabaya yang di dalamnya menampung anak-anak atau orang-orang yang kurang sempurna dalam penciptaan fisiknya, mereka mempunyai semangat belajar yang cukup tinggi, baik belajar pengetahuan umum maupun pengetahuan agama. Mereka semua, khususnya yang beragama Islam juga harus diberi bekal ilmu agama yang cukup agar bisa mengantarkan mereka untuk mencapai kebahagiaan dunia lebih-lebih kebahagiaan akhirat.

Oleh karena itu pendidikan Islam harus bisa mengantarkan mereka menuju kepada tujuan penciptaannya dengan sukses, yaitu bisa beribadah kepada Allah swt. dengan semaksimal mungkin.

 

B.     Identifikasi dan Perumusan masalah

 

Dari keberadaan Sekolah Luar Biasa yang melaksanakan proses belajar mengajar kepada siswa-siswi yang dalam penciptaannya kurang sempurna itu, peneliti ingin mengetahui lebih detil lagi hal-hal berikut, yang sekaligus peneliti jadikan permasalahan dalam  penelitian ini.

Dari paparan diatas kiranya yang perlu peneliti ketahui dan dijadikan permasalahan, selanjutnya untuk dicarikan solusinya adalah ;

1.      Bagaimana proses pencarian ilmu agamanya atau PBM bidang studi Agama Islam ?

2.      Bagimana ketaatan agamanya ?

 

C.     Tujuan dan Kegunaan Penelitian

 

         Penelitian yang peneliti lakukan ini mempunyai tujuan sebagai berikut ;

1.      Mengetahui proses  PBM pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan pada Sekolah Luar Biasa yang beralamat di Jl. A. Yani 6-8 surabaya.

2.      Mengetahui tingkat keagamaan siswa SLB Jl. A. Yani 6-8 surabaya

        

         Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan ;

1.      Menambah khazanah pustaka pendidikan, khususnya proses PBM bidang studi Agama Islam pada SLB Jl. A. Yani 6-8 surabaya.

2.      Membantu atau memberikan alternatif-alternatif dalam peningkatan PBM bidang studi Agama Islam pada SLB  Jl. A. Yani 6-8 surabaya.

3.      Menjadi bahan awal bagi kajian-kajian yang semisal dikemudian hari.

 

D.     Study Pustaka

.......................

[1] Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed. Filsafat Pendidikan Islam hal, 15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar