Senin, 28 Maret 2022

ISLAM DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN PARTI III

 

D.     PERIODISASI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM

Periode ilmu pengetahuan ini sengaja saya tulis di sini dengan harapan para pembaca yang belum punya bukunya bisa memahami dengan baik, tidak hanya saya nukilkan saja melainkan agak lengkap saya cantumkan.

Dalam bukunya “Kebangkitan Islam dan Tantangan-tantangan yang dihadapi dari masa ke masa” Imam Munawwir membagi periode perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia islam sebagai berikut :

 

1.      Zaman Penerjemahan

Kemajuan di bidang penerjemahan terjadi pada masa pemerintahan al-Makmun (813 - 833 M): Pada masa ini di Baghdad didirikan Sekolah Tinggi Penerjemah yang pertama di dunia, dilengkapi dengan berbagai taman pustaka. Di sinilah orang dapat mengenal Hunain Ibnul Ishaq (809 - 877 M), seorang yang termasyhur dalam ilmu kedokteran dan filsafat. Bahkan buku-buku kedokteran yang sekarang terdapat di berbagai toko buku dengan nama "Materia Medica" adalah berasal dari Hunain. Ia juga sempat menerjemahkan buku Galen dalam lapangan ilmu pengobatan. dan filsafat, sebanyak 109 buah ke dalam bahasa Syria, dan 39 buah ke dalam bahasa Arab. Penulis-penulis Eropa mengakui, bahwa Hunainlah pemberitahu teori Galen dalam berbagai pengetahuan ke dunia Barat. Di samping meringkas dan memberi komentar buah karya Galen, ia juga mengarang sendiri. Buku-buku karangannya dalam bahasa Arab dan Persia banyak dijumpai, misalnya soal-soal pengobatan (Question of Medicine) disusun secara soal jawab. Bukunya yang ternama ialah sepuluh soal tentang mata. Buku ini disusun secara sistematis untuk pelajar-pelajar ilmu opthalmology (ilmu mata). Perkembangan ilmu opthalmology sekarang adalah berkat jasa Hunain. Dokter-dokter mata sekarang sebenarnya harus merasa, bahwa Hunain adalah bapaknya.

Dalam tahun 856 M, Khalifah al-Mutawakkil mendirikan Sekolah Tinggi Penerjemah di Baghdad yang dilengkapi dengan museum buku-buku. Pada masa itu juga kita jumpai nama aI-Kindi yang namanya juga menjulang ke langit dalam ilmu kimia. Seorang penulis Barat bernama Dr. Max Mayerhof memberikan julukan kepadanya "Philosopher of the Arab". Dari hasil buah karyanya berupa karangan disumbangkan untuk dunia ilmu tidak kurang dari 256 jilid. Di antara buku karangannya tidak kurang dari 15 buah yang ditulis khusus untuk meteorologi, ilmu udara, (iklim), ilmu laut, ilmu mata, terutama tentang cahaya, dan dua buah ilmu tentang musik. Jadi di samping sebagai dokter, ia juga termasyhur di bidang musik.[1]

Sungguh sangat disayangkan, bahwa sebagian besar buku karangan al-Kindi telah hilang ketika Baghdad diserang dan dihancurkan oleh angkatan perang Hulagu Khan. Pandid Jawaharlal Nehru mengatakan, "Baghdad pendukung ilmu dunia dahulu, tidak dapat kita bayangkan betapa kebesarannya. Dapat kita bayangkan, Baghdad sekarang ini bila dibandingkan dengan Baghdad lama, tidak ada harganya seujung rambut pun".

Di samping itu ilmu teknik dan seni teknik tumbuh dengan pesatnya di Mesopotamia. Ilmu teori mekanik, juga mengalami yang sama. "Dengan - adanya zaman penerjemahan ini bahasa Arab men gal ami kemajuan yang amat pesat sebagai bahasa ilmu pengetahuan, hal ini disebabkan karena banyak pekerjaan terjemah yang dilakukan dalam istana Khalifah-khalifah Abbasiyah yang pertama, terutama dalam pemerintahan khalifah al-Makmun. Kitab-kitab pengetahuan bahasa Griek, Syria, bahasa Persia Tengah dan kitab-kitab pusaka Hindu, diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Di antara yang bekerja menerjemahkan itu juga terdapat orang-orang Kristen dim Yahudi, sedang orang Persia yang sudah memeluk agama Islam, seperti IbnuI aI-Muqaffa' dalam masa pemerintahan al-Mansur, sangat besar jasanya dalam memperbanyak kesusastraan Islam itu. Dengan demikian peradaban Islam yang berasal dari buah usaha ahli pikir dan ilmu pengetahuan dari zaman kuno, ditambah dengan alam pikiran dan teori pengetahuan orang-orang Islam di Persia dan India, menjadi semarak berkembang. Meskipun agama lain termasuk juga kesusatraan itu disebabkan karena kemerdekaan keyakinan yang terdapat pada di antara ahli-ahli dan penerjemah, tetapi hal itu lama-lama dapat dipisahkan dari paham asli agama Islam waktu kemudian.

Peradaban kesusastraan yang tumbuh dengan secara demikian dengan cepat sekali tersiar dalam abad IX itu ke seluruh negara Islam di Timur dan di BaraL Kemajuan dan kelajuan ilmu pengetahuan dalam bahasa Arab itu tidak saja berkembang dengan semarak dalam istana-istana khalifah di Baghdad dan dalam negeri-negeri yang terdapat di sekelilingnya seperti Kuffah dan Bashrah, tetapi juga dalam istana khalifah dinasti lain-lain, yang tumbuh sebagai jamur ketika itu seperti khalifah-khalifah Umayyah di Cordova Spanyol.39)



[1] Ibid, hal 26