Senin, 19 September 2022

PANDANGAN FILOSOFIS DALAM PANDANGAN PRAKTIS PENDIDIKAN ISLAM part I

1.      PENDAHULUAN

Kita semua sedang mengamati dan bahkan ada di antara kita yang sedang mengalami yang namanya proses pendidikan. Bahkan memperbaiki pendidikan – dengan segala perubahan dan perkembangannya - menjadi cita-cita kita bersama setelah umat Islam mengalami yang namanya zaman kemunduran islam.

Di kalangan umat Islam nasional maupun Internasional sedang terjadi berbagai diskusi mencari format bagaimana cara untuk mengembalikan umat islam kepada kejayaan sebagaimana yang pernah di alami Islam pada saat itu. Islam saat itu sempat memperoleh sebutan ” Golden Age Of Islam ”.

Dari berbagai kegiatan diskusi, seminar sampai kepada kongres pendidikan islam sedunia mencari format ideal untuk mengembalikan umat islam kepada jaman keemasan itu, diantaranya adalah bagaimana umat islam dalam melaksanakan pendidikan. Dari sinilah kemudian berbagai definisi tentang pendidikan islam dicetuskan.

Bahkan ada gejala atau kecendrungan manusia untuk selalu membicarakan tentang pendidikan, baik orang yang ahli maupun yang tidak tahu sama sekali teori pendidikan, apa lagi di Negara kita akhir-akhir ini sedang berupaya memberi penghargaan yang tinggi kepada para pendidik dengan  aktifitas kependidikannya.

Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi berlangsung pula di luar kelas. Pendidikan bukan bersifat formal saja, tetapi mencakup pula yang non formal.[1] Pandangan ini walaupun tidak secara langsung mengambil arti dari sebuah hadits Rasulullah saw. yang berbunyi : 92f 1ã 9tjîeã oi kfReã èfÊã  yang artinya kurang lebih ”Carilah ilmu mulai dari buaian ibu hingga ke liang lahad. Jelas ini merupakan pemaknaan pendidikan secara islami.

Serupa dengan pandangan tersebut diatas berkaitan dengan pendidikan, adalah pendapat John Dewey yang mengatakan bahwa ” Education is the process without end ” yang artinya pendidikan adalah suatu proses tanpa akhir.[2]

Orang Yunani, lebih kurang 600 tahun SM, telah menyatakan bahwa pendidikan ialah suatu usaha membantu manusia menjadi manusia.[3] Ada dua kata yang penting dalam kalimat itu, pertama “membantu” dan kedua “manusia.” Manusia perlu dibantu agar Ia berhasil menjadi manusia. Seseorang dapat dikatakan telah menjadi manusia bila telah memiliki nilai (sifat) kemanusiaan. Itu menunjukkan bahwa tidaklah mudah menjadi manusia. Karena itulah sejak dahulu banyak manusia gagal menjadi manusia. Jadi, tujuan mendidik ialah me-manusia-kan manusia. Agar tujuan itu dapat dicapai dan agar program dapat disusun maka ciri-ciri manusia yang telah menjadi manusia itu haruslah jelas. Seperti apa kriteria manusia yang menjadi tujuan pendidikan itu? Tentulah hal ini akan ditentukan oleh filsafat hidup masing-masing orang. Orang-orang Yunani Lama itu menentukan tiga syarat untuk disebut manusia. Pertama, memiliki kemampuan dalam mengendalikan diri kedua, cinta tanah air; dan ketiga berpengetahuan.

 

 

2.      MERANCANG APLIKASI BERBAGAI PANDANGAN FILOSOFIS DALAM APLIKASI PENDIDIKAN

 

2.1.   Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat Pendidikan Islam menurut Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed. adalah pada hakikatnya adalah konsep berpikir tentang kependidikan yang bersumberkan atau berlandaskan ajaran-ajaran agama Islam tentang hakikat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi masnusia Muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam.[4]

Jadi Filsafat pendidikan Islam itu berfikir mendasar, sitematik, logis, dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan Islam, yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut kita untuk mempelajari ilmu-ilmu yang relevan. Pendapat ini memberi petunjuk bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan islam adalah masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode dan lingkungan.

Karena itu dalam mengkaji filsafat Pendidikan Islam seseorang akan diajak memahami :

a).  konsep tujuan pendidikan

b).  konsep guru yang baik

c).  konsep kurikulum, dan seterusnya.

Selanjutnya yang harus dilakukan adalah :

a).  secara mendalam

b).  Sistematik

c.)  logis

d).  Radikal

e).  dan universal

Semua itu berdasarkan atas tuntutan ajaran Islam, khususnya berdasarkan al-Quran dan al-Hadits. Dalam hubungan ini, seseorang yang mengkaji filsafat pendidikan Islam, disamping harus menguasai masalah filsafat dan pendidikan pada umumnya, juga perlu menguasai secara mendalam kandungan al-Quran dan al-Hadist dan hubungannya dengan membangun pemikiran filsafat pendidikan Islam.

Dengan kata lain seorang pemikir filsafat pendidikan Islam adalah orang yang menguasai dan menyukai filsafat dan pendidikan secara mendalam, juga sekaligus harus berjiwa Islam.

 

2.2.   Aplikasi Pandangan Filosofis Pendidikan.

Oleh karena itu dalam merancang aplikasi berbagai pandangan filosofis dalam aplikasi pendidikan, khususnya pendidikan Islam, perancang (desainer) harus benar-benar menguasai bidang fislafat pendidikan Islam, karena pada hakekatnya tujuan pendidikan yang ingin dituju itu erat kaitannya dengan pandangan hidup si desainer pendidikan itu sendiri, dan tujuan pendidikan itu harus diketahui bersama oleh seluruh komponen sekolah, sehingga segala bentuk aktifitas pendidikan dalam sebuah lembaga pendidikan benar-benar mengarah kepada pencapain tujuan pendidikan yang di canangkan secara bersama-sama.

Jika kita berbicara tentang tujuan pendidikan Islam, berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasi idealitas islami. Sedang idealitas islami itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus dipatuhi.

Kepatuhan kepada Allah itu maknanya adalah penyerahan diri secara total kepada-Nya. Penyerahan diri secara total kepada Allah menjadikan manusia menghambakan diri hanya kepada-Nya semata.

Bila manusia telah bersikap menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah berarti telah berada di dalam dimensi kehidupan yang mensejahterakan di dunia dan membahagiakan di akhirat. [5] Inilah akhir dari tujuan pendidikan Islam.

Dalam aplikasi praktis pendidikan, tujuan pendidikan ini dijadikan atau diformulasikan dalam Visi dari lembaga pendidikan yang bersangkutan. Semakin beragamnya latar belakang desainer lembaga pendidikan, memungkinkan terjadinya beberapa lembaga pendidikan islam satu dengan yang lainnya berbeda-beda dalam menentukan visi lembaga pendidikannya. Hal itu karena faktor atau latar belakang pendidikan desainer pendidikan yang ada pada lembaga pendidikan islam tersebut.

Oleh karena itu kami ingin menyampaikan rancangan aplikasi berbagai pandangan filosofis dalam aplikasi pendidikan sebagai berikut;

 

2.3.   Aplikasi Pandangan Filosofis Tujuan Pendidikan

Pandangan filosofis tentang tujuan pendidikan telah banyak dikemukakan oleh para tokoh antara lain ;

2.3.1. Al Ghazali.

Menurut konsep Al Ghazali, tujuan pendidikan adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt bukan untuk mencari kedudukan yang menghasilkan uang. Karena jika tujuan pendidikan diarahkan bukan pada mendekatkan diri pada Allah SWT, akan dapat menimbulkan kedengkian, kebencian dan permusuhan.[6]



[1] Dra. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara hal, 149

[2] Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed. Filsafat Pendidikan Islam, hal 33

[3] Prof. Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, hal 33

[4] Prof. Dr. H. Abduddin Nata, MA, Filsafat Pendidikan Islam, Edisi Baru hal, 14

[5] Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed. Filasafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 108

[6] op.cit 212