Kamis, 30 Maret 2023

ILMU MUNASABAH Part 2

 

b. Macam-Macam Materi Munasabah.

Ditinjau dan segi materinya, maka munasabah itu ada dua macam, sebagai berikut:

a)      Munasabah antarayat, yaitu munasabah atau persambungari antara ayat yang satu dengan ayat yang lain. Munasabah ini bisa berbentuk persambungan-persambungan, sebagai berikut:

1)      Diathafkannya ayat yang satu kepada ayat yang lain, seperti munasabah antara ayat 103 surah Ali-Imran:

(#qßJÅÁtGôã$#ur È@ö7pt¿2 «!$# $YèÏJy_ Ÿwur (#qè%§xÿs? 4 (#rãä.øŒ$#ur |MyJ÷èÏR «!$# öNä3øn=tæ øŒÎ) ÷LäêZä. [ä!#yôãr& y#©9r'sù tû÷üt/ öNä3Î/qè=è% Läêóst7ô¹r'sù ÿ¾ÏmÏFuK÷èÏZÎ/ $ZRºuq÷zÎ) ÷LäêZä.ur 4n?tã $xÿx© ;otøÿãm z`ÏiB Í$¨Z9$# Nä.xs)Rr'sù $pk÷]ÏiB 3 y7Ï9ºxx. ßûÎiüt6ムª!$# öNä3s9 ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷/ä3ª=yès9 tbrßtGöksE ÇÊÉÌÈ

Artinya:
“Dan berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kalian bercerai-berai.”

dengan ayat 102 surah Ali-Imran:

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qà)®?$# ©!$# ¨,ym ¾ÏmÏ?$s)è? Ÿwur ¨ûèòqèÿsC žwÎ) NçFRr&ur tbqßJÎ=ó¡B ÇÊÉËÈ

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

 

Faedah dan munasabah dengan athaf ini ialah untuk menjadikan dua ayat tersebut sebagai dua hal yang sama (An-Nadziiraini). Ayat 102 surah Ali-Imran menyuruh bertakwa dan ayat 103 surah Ali-Imran menyuruh berpegang teguh kepada agama Allah, dua hal yang sama.

 

2)      Tidak diathafkannya ayat yang satu kepada yang lain, seperti munasabah antara ayat 11 surah Ali-Imran:

É>ù&yŸ2 ÉA#uä tböqtãóÏù tûïÏ%©!$#ur `ÏB óOÎgÎ=ö6s% 4 (#qç/¤x. $uZÏG»tƒ$t«Î/ ãNèdxs{r'sù ª!$# öNÍkÍ5qçRäÎ/ 3 ª!$#ur ߃Ïx© É>$s)Ïèø9$# ÇÊÊÈ

Artinya:
“(Keadaan mereka) adalah sebagai keadaan kaum Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya, mereka mendustakan ayat-ayat Kami.”

dengan ayat 10 surah Ali-Imran:

¨bÎ) šúïÏ%©!$# (#rãxÿx. `s9 š_Í_øóè? óOßg÷Ytã óOßgä9ºuqøBr& Iwur Oèdß»s9÷rr& z`ÏiB «!$# $\«øx© ( y7Í´¯»s9'ré&ur öNèd ߊqè%ur Í$¨Y9$# ÇÊÉÈ

Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka sedikit pun tidak dapat menolak (siksa) Allah dan mereka. Dan mereka itulah bahan bakar api neraka.”

Dalam munasabah ini, tampak hubungan yang kuat antara ayat yang kedua (ayat 11 surah Ali-Imran) dengan ayat yang sebelumnya (ayat 10 surah AuImran), sehingga ayat 11 surah Ali-Imran itu dianggap sebagai bagian kelanjutan dan ayat 10 surah Ali-Imran.

 

3)      Digabungkannya dua hal yang sama, seperti persambungan antara ayat 5 surah Al-Anfal:

!$yJx. y7y_t÷zr& y7/u .`ÏB y7ÏG÷t/ Èd,ysø9$$Î/ ¨bÎ)ur $Z)ƒÌsù z`ÏiB tûüÏZÏB÷sßJø9$# tbqèd̍»s3s9 ÇÎÈ

Artinya:
“Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebena ran, padahal sesungguhnya

sebagian dan orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya.”
dengan ayat 4 surah Al-Anfal:

y7Í´¯»s9'ré& ãNèd tbqãZÏB÷sßJø9$# $y)ym 4 öNçl°; ìM»y_uyŠ yYÏã óOÎgÎn/u ×otÏÿøótBur ×-øÍur ÒOƒÌŸ2 ÇÍÈ

Artinya:
“Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenarbenarnya.
Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.”

Kedua ayat itu sama-sama menerangkan tentang kebenaran. Ayat 5 surah Al-Anfal itu menerangkan kebenaran bahwa Nabi diperintah hijrah dan ayat 4 surah Al-Anfal tersebut menerangkan kebenaran status mereka sebagai kaum mukminin.

 

4)      Dikumpulkannya dua hal yang kontradiksi (AlMutashaddatu).

Seperti dikumpulkan ayat 95 surah A1-A’raf:

§NèO $uZø9£t/ tb%s3tB Ïpy¥ÍhŠ¡¡9$# spoY|¡ptø:$# 4Ó®Lym (#qxÿtã (#qä9$s%¨r ôs% ¡§tB $tRuä!$t/#uä âä!#§ŽœØ9$# âä!#§Žœ£9$#ur Mßg»tRõs{r'sù ZptGøót/ öNèdur Ÿw tbráãèô±o ÇÒÎÈ

Artinya: :

“Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah ban yak, dan mereka berkata: “Sesungguhnya nenek moyang kami pun telah merasakan pendenitaan dan kesenangan.”

dengan ayat 94 surah A1-A’raf:

!$tBur $uZù=yör& Îû 7ptƒös% `ÏiB @cÓÉ<¯R HwÎ) !$tRõs{r& $ygn=÷dr& Ïä!$yù't7ø9$$Î/ Ïä!#§ŽœØ9$#ur óOßg¯=yès9 tbqã㧎œØo ÇÒÍÈ

Artinya:
“Kami tidaklah mengutus seseorang nabi pun kepada suatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu) melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan din.”

 

Ayat 94 surah A1-A’raf tersebut menerangkan ditimpakannya kesempitan dan penderitaan kepada penduduk, tetapi ayat 95 surah A1-A’raf menjelaskan kesusahan dan kesempitan itu diganti dengan kesenangan.

5) Dipindahkannya satu pembicaraan ayat 55 surah Shaad:

#x»yd 4 žcÎ)ur tûüÉó»©Ü=Ï9 §Ž|³s9 5>$t«tB ÇÎÎÈ

Artinya:
“Beginilah (keadaan mereka). Sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka, benar-benar (disediakan) tempat kembali yang buruk.”

dialihkan pembicaraan kepada nasib orang-orang yang durhaka yang benar-benar akan kembali ke tempat yang buruk sekali, dan pembicaraan ayat 54 surah Shaad yang membicarakan rezeki dan para ahli sorga:

¨bÎ) #x»yd $oYè%ø̍s9 $tB ¼çms9 `ÏB >Š$xÿ¯R ÇÎÍÈ

Artinya:
“Sesungguhnya mi adalah benar-benar rezeki dan Kami yang tiada habis-habisnya.”

 

b)      Munasabah antar surah, yaitu munasabah atau persambungan antara surah yang satu dengan surah yang lain. Munasabah kedua ini ada beberapa bentuk, sebagai berikut:

1)      Munasabah antara dua surah dalam soal materinya, yaitu materi surah yang satu sama dengan materi surah yang lain. Contohnya, seperti surah kedua Al-Baqarah sama dengan isi surah yang pertama Al-Fatihah. Keduanya sama-sama menerangkan 3 hal kandungan Al Quran, yaitu masalah akidah, ibadah, muamalah, kisah, dan janji serta ancaman. Dalam surah Al-Fatihah semua itu diterangkan secara ringkas, sedang dalam surah Al-Baqarah dijelaskan dan dirinci secara panjang lebar.

2)      Persesuaian antara permulaan surah dengan penutupan surah sebelumnya. Sebab, semua pembukaan surah itu erat sekali kaitannya dengan akhiran dan surah sebelumnya, sekalipun sudah dipisah dengan basmalah.

Contohnya, seperti awalan dari surah A1-An’am yang berbunyi:

ßôJptø:$# ¬! Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Ÿ@yèy_ur ÏM»uHä>à9$# uqZ9$#ur ( ¢OèO tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. öNÍkÍh5tÎ/ šcqä9Ï÷ètƒ ÇÊÈ

Artinya:
“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan tan git dan bumi.”

 

Awalan surah A1-An’am tersebut sesuai dengan akhiran surah Al-Maidah yang berbunyi:

¬! à7ù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $tBur £`ÍkŽÏù 4 uqèdur 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« 7ƒÏs% ÇÊËÉÈ

Artinya:
“Kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

 

Dan seperti antara awalan surah Al-Hadid yang berbunyi:

yx¬7y ¬! $tB Îû ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ( uqèdur âƒÍyèø9$# ãLìÅ3ptø:$# ÇÊÈ

Artinya:
“Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi.”
Awalan surah Al-Hadid tersebut sesuai dengan akhiran surah AI-Waqi’ah:

ôxÎm7|¡sù ËLôœ$$Î/ y7În/u ËLìÏàyèø9$# ÇÒÏÈ

Artinya:
“Maka bertasbilah den gan (men yebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar.”

Dan seperti awalan surah Al-Quraisy:

É#»n=ƒ\} C·÷ƒtè% ÇÊÈ

Artinya:
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy.”

Awalan surah Al-Quraisy tersebut sesuai dengan surah Al-Fil:

öNßgn=yèpgmú 7#óÁyèx. ¥Aqà2ù'¨B ÇÎÈ

Artinya:
“Lalu Dia menjadilcan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat.”

3)      Persesuaian antara pembukaan dan akhiran sesuatu surah. Sebab, semua ayat dan sesuatu surah dan awal sampai akhir itu selalu bersambungan dan bersesuaian.

 

Contohnya, seperti persesuaian antara awal surah Al-Baqarah:

$O!9# ÇÊÈ y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`ŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ

Artinya:

 “Alif. Laam, Mim. Kitab (Aiquran) mi tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”

Awal surah Al-Baqarah tersebut sesuai dengan akhirannya yang memerintahkan supaya berdoa agar tidak disiksa Allah, bila lupa atau bersalah:

ß#ôã$#ur $¨Ytã öÏÿøî$#ur $oYs9 !$uZôJymö$#ur 4 |MRr& $uZ9s9öqtB $tRöÝÁR$$sù n?tã ÏQöqs)ø9$# šúï͍Ïÿ»x6ø9$# ÇËÑÏÈ

Artinya:

“Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah. kami. Engkau penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum-kaum yang kafir.”

Dan seperti persesuaian antara awal surah Al Mukminun yang menjanjikan orang yang beriman itu akan berbahagia, dengan akhiran surah tersebut yang menegaskan bahwa orang-orang yang tidak beriman itu tidak akan berbahagia.

4. Faedah Ilmu Munasabah

Faedah mempelajari Ilmu Munasabah ini banyak antara lain, sebagai berikut:

a)      Mengetahui persambungan/ hubungan antara bagian Al Quran, baik antara kalimat-kalimat atau ayat-ayat maupun surah-surahnya yang satu dengan yang lain, sehingga lebih memperdalam pengetahuan dan pengenalan terhadap kitab Al Quran dan memperkuat keyakinan terhadap kewahyuan dan kemukjizatannya. Karena itu, Izzuddin Abd. Salam mengatakan, bahwa Ilmu Munasabah itu adalah ilmu yang baik sekali. Ketika menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, harus berkaitan betul, baik di awal atau pun di akhirnya.

b)      Dengan Ilmu Munasabah itu, dapat diketahui mutu dan tingkat kebalaghahan bahasa Al Quran dan konteks kalimat-kalimatnya yang satu dengan yang lain, serta persesuaian ayat/surahnya yang satu dan yang lain, sehingga lebih meyakinkan kemukj izatannya, bahwa Al Quran itu betul-betul wahyu dari Allah SWT, dan bukan buatan Nabi Muhammad SAW. Karena itu, Imam Fakhruddin Ar-Razi mengatakan, bahwa kebanyakan keindahan-keindahan Al Quran itu terletak pada susunan dan persesuaiannya, sedangkan susunan kalimat yang paling baligh (bersastra) adalah yang saling berhubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.

c)      Dengan Ilmu Munasabah akan sangat membantu dalam menafsirkan ayat-ayat Al Quran, setelah diketahui hubungan sesuatu kalimat/ sesuatu ayat dengan kalimat/ ayat yang lain, sehingga sangat mempermudah pengistimbatan hukum-hukum atau isi kandungannya.